KEARIFAN LOKAL

“Menuju DAD Yang Modern Dan Mandiri Dengan Spirit Kearifan Lokal Dalam Bingkai NKRI" : Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata"(Adil Terhadap Sesama, Hidup Baik Pada Jalan Kebenaran, Taat Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)

Selasa, 17 Juli 2018

DAD Provinsi Gelar Rapat Koordinasi

Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-10 DAD Kalteng sekaligus merayakan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI, digelar juga Rapat Koordinasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Tahun 2017. Melalui Ketua Panitia Dr. H. Bulkani, dijelaskan bahwa  Ada 136 damang kepala adat yang hadir. Ini merupakan bukti bahwa damang memiliki komitmen untuk mendukung pembangunan di Kalteng.
Selain damang, juga ada pengurus DAD se-Kalteng dengan total 200 orang. Rakor dijadwalkan berlangsung selama dua hari atau berakhir pada Minggu (27/8/2017). Pada malam nanti, juga diagendakan menghadiri acara puncak HUT DAD di Bundaran Besar, Palangka Raya. rakor tersebut bertujuan untuk meningkatkan fungsi koordinasi internal dan ekternal, baik pengurus DAD maupun damang, dengan pihak luar khususnya pemerintah daerah.Kemudian meningkatkan kapasitas pengurus DAD dan damang se-Kalteng dalam menuju DAD yang modern, profesional, dan mandiri. Juga untuk menyepakati langkah strategis mengenai penyelesaian masalah sosial masyarakat di wilayah masing-masing. 

Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran secara resmi membuka Rapat Koordinasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng di Hotel Dandang Tingang, Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Sabtu (26/8).
Tampak hadir dalam Rakor kali ini, Ketua Umum DAD Kalteng H. Agustiar Sabran, para pengurus DAD provinsi dan kabupaten/kota, serta damang kepala adat se-Kalteng.
Pada kesempatan itu, Gubernur meminta masyarakat khususnya orang Dayak untuk bermimpi besar. Ia berharap masyarakat lokal mendapatkan keadilan agar bisa meningkatkan kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik.
Gubernur menjelaskan, Kalteng memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun belum seluruh masyarakatnya menikmati hasil kekayaan alam tersebut. Untuk itu, ia berharap hasil kekayaan alam tersebut dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat Kalteng.
Hasil kekayaan alam itu, menurut Gubernur, antara lain dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki perekonomian serta infrastuktur jalan dan pendidikan. Selain itu, Ia berharap tanah yang dimiliki masyarakat hingga daerah pedalaman harus bersertifikat. Gubernur pun sudah meminta kepada seluruh SOPD untuk mendukung pembangunan ekonomi dan infrastruktur.
Pada Sabtu (26/8) petang, masih dalam rangka HUT Ke-72 Kemerdekan RI dan juga HUT DAD Provinsi, sebanyak kurang lebih 22 peserta Pawai Obor Kemerdekaan dilepas oleh Plt. Sekda Kalteng H. Mugeni dari kawasan Tugu Soekarno, Jalan S. Parman. Melintasi Jalan Kahayan dan Jalan Tjilik Riwut, para peserta pawai obor tampil menarik dalam balutan warna-warni pakaian khas Dayak dan iringan alat musik Dayak. Meski Kota Palangka Raya sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan semangat para peserta pawai untuk membawa obor-obor kemerdekaan hingga finish di Museum Balanga.

Foto kegiatan :





PERAYAAN HUT KE - 10 DAD PROV. KALTENG MERIAH DAN KHIDMAT

Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu 16/8/2017 mengadakan acara syukuran yang ke-10 acara tersebut di laksanakan di Aula Betang Eka Tingang Nganderang.
Kiprah Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah, selama sepuluh tahun ini sangat luar biasa. Dengan usia organisasi yang masih muda tetapi kiprahnya sudah sangat luar biasa untuk mencapai visi dan misi kesejahteraan masyarakat Kalteng terutama masyarakat adat dayak untuk lebih bisa mencapai kesejahteraannya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran meminta agar, DAD Kalteng terus berperan aktif untuk membantu pemerintah daerah menjalankan visi dan misi mewujudkan Kalteng Berkah. “Membantu untuk lencaran penyelenggaraan pemerintahan dan kelangsungan pembangunan serta meningkatkan ketahanan nasional dalam bingkai NKRI,” ucapnya
Ketua Panitia HUT DAD Kalteng Ke-10, Leonard S Ampung, melalui organisasi dewan adat dayak kita berharap semua aspirasi dari masyarakat adat dayak yang ada di kalimantan tengah dapat diwujudkan. “Dewan adat dayak merupakan milik masyarakat dayak dan semua masyarakat Kalimantan Tengah, dan kami tidak mengunakan anggaran daerah lagi, DAD sejak Januari 2017 mandiri semenjak di Pimpin oleh Agustiar Sabran," ungkapnya kepada wartawan usai acara.



Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam merayakan ulang tahun. Lembaga adat ini menggelar pesta rakyat yang berlangsung tiga hari (24-26/8/2017).
Di antaranya gelaran lomba olahraga dan tradisional Dayak. Antar lain lomba panjat pinang, Manyumpit, Lawang Sekepeng/Kuntau, Bagasing, Balogo, dan catur. Selain itu, juga akan dilakukan pemilihan duta DAD Kalteng.
Lomba olahraga dan tradsional Dayak ini dilaksanakan mulai 24/8/2017 hingga berakhir 26 Agustus. Pendaftaran di Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng. Dan hanya panjat pinang yang dilaksanakan besok, tanggal 25 Agustus 2017, terang salah satu unsur Wakil Ketua DAD Kalteng, Guntur Talajan yang juga Kepala Disbudpar.
Panggung rakyat puncaknya pada 26 Agustus 2017 di Bundaran Besar. Sedikitnya ada empat artis Ibukota yang akan didatangkan untuk memeriahkan pesta rakyat ini, yaitu Uci Sucita dan Iis Dahlia. Masih ditambah band papan atas, yaitu Hijau Daun, jebolan Dangdut Indosiar dan artis muda berbakat dari Kalteng Daniel Nuhan dengan permainan kecapinya, dan diisi dengan berbagai persembahan tari tadisional dayak dan padua suara serta penampilan Duta DAD Kalteng.

Senin, 16 Juli 2018

Presiden RI Di Anugerahi Gelar Kehormatan Adat Dayak Kalimantan Tengah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinobatkan sebagai Raja Dayak dengan gelar 'Raja Haring Hatungku Tungket Langit' seiring kunjungannya ke Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Sambutan hangat diberikan kepada Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan saat tiba di Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa, sekitar pukul 09.40 WIB. 
Kedatangan Presiden Jokowi langsung disambut dengan tarian tradisional Dayak khas Kalimantan Tengah. Setelahnya, Presiden dinobatkan sebagai Raja Haring Hatungku Tungket Langit.
Gelar itu sendiri dapat dimaknai sebagai raja bijaksana yang berkepribadian luhur dan penopang keutuhan bangsa.
Upacara pemberian gelar dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, H. Agustiar Sabran, di Bandar Udara Tjilik Riwut beberapa saat setelah rombongan Presiden mendarat, Selasa (20/12).
"Pemberian gelar ini memiliki dua makna. Pertama, ini adalah wujud dukungan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Kedua, pengakuan terhadap karakter kepemimpinan Jokowi. Ini sesuai dengan arti dan filosofi Raja Haring Hatungku Tungket Langit, yakni raja yang arif, bijaksana, berbudi luhur dan mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap keputusannya,".
Ketua Umum DAD Provinsi menegaskan bahwa masyarakat Dayak berkomitmen untuk mengawal pemerintahan Presiden Jokowi.
"Bapak Jokowi adalah seorang pemimpin yang berbudi luhur, menjaga perbedaan, dan keberagaman. Ini sesuai dengan Falsafah Rumah Betang Orang Dayak Kalteng, tujuh agama bisa mufakat dan hidup bersama dalam satu rumah. Itu pasti perlu kebijaksanaan. Karenanya saya mewakili masyarakat Dayak siap mendukung dan mengawal pemerintahan Raja Haring Hatungket Langit. Kami berharap beliau selalu konsisten bersama rakyat," lanjut Agustiar.
Upacara pemberian gelar tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Selain itu, beberapa menteri Kabinet Kerja dalam rombongan Presiden, di antaranya Menko PMK Puan Maharani dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi SP.

WAPRES RI DIANUGERAHKAN GELAR KEHORMATAN ADAT DAYAK
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah, H Agustiar Sabran memberikan gelar adat Dayak kepada Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Pemberian ini dilakukan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Rabu (26/4/2017) pagi ini.
Kedatangan Jusuf Kalla disambut Wakil Gubernur Kalteng H Habib Said Ismail dilanjutkan dengan upacara penyambutan Dayak dan Tarian Kahanjak Atei dari Sanggar Marajaki.
Kemudian mengikuti prosesi menginjak telur, potong pantan, melipat kain dari sisi kiri dan kanan secara bersamaan ke arah tengah.
Selanjutnya baru prosesi penganugerahan gelar kehormatan oleh Ketua DAD Kalteng, H Agustiar Sabran. Wapres JK mendapat gelar Raja Marunting Batu Pangumbang Langit, Teras Rangkang Duhuna Pasihai, Rujin Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yang maksudnya, seorang pemimpin yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. Kokoh dan kuat menjaga persatuan dan kesatuan sebagai contoh panutan hidup berbangsa dan bernegara.
Penganugerahan gelar ini berdasarkan Surat Keputusan Dewan Adat Dayak No. 14/DAD-KTG/KPTS/IV/2017. Disimbolkan dengan pemasangan rompi dari kulit, topi adat, mandau dan penyerahan surat keputusan Dewan Adat Dayak tentang gelar adat kepada Wapres.