KEARIFAN LOKAL

“Menuju DAD Yang Modern Dan Mandiri Dengan Spirit Kearifan Lokal Dalam Bingkai NKRI" : Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata"(Adil Terhadap Sesama, Hidup Baik Pada Jalan Kebenaran, Taat Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)

Sabtu, 13 Oktober 2018

Ketum DAD Melepas Duta Budaya "Tim Tarung Utus Dayak" Ke Singapura

Malay Heritage Centre merupakan salah satu lembaga budaya Melayu. Setiap tahun, menyelenggarakan kegiatan Festival Lintas Nusantara. Melibatkan sanggar-sanggar seni beberapa provinsi di Indonesia. Tahun ini Provinsi Kalimantan Tengah mendapatkan kesempatan untuk membawa budaya Kalteng bisa semakin mendunia. Pada 2018 ini, Sanggar Seni Antang Batuah Kalteng diundang mengikuti festival di Singapura, yang diselenggarakan 14-21 Oktober 2018 tersebut.
“Festival Lintas Nusantara ini bukan ajang kompetisi/lomba. Namun ajang apresiasi seni budaya. Sanggar Seni Antang Batuah Kalteng mempersiapkan materi seni tari dan musik yang akan ditampilkan di Singapura,” kata Ketua Tim Tarung Utus Dayak, Christiana Pearelly Handuran dalam rilisnya, kemarin.
Karena event tersebut berskala internasional, maka dilakukan seleksi untuk merekrut personel penari dan pemusik. Hasilnya, terpilih delapan orang penari dan enam pemusik. Terdiri dari perwakilan beberapa sanggar seni di Kota Palangka Raya. Mereka yang mewakili Kalteng ke Singapura diberi nama Tim Tarung Utus Dayak -- mempromosikan budaya suku Dayak supaya terkenal di mancanegara.
Penari putri terdiri dari Khezia Lapang Atei (Antang Batuah), Chintia Yolanda (Betang Batarung), Habibah (Seni Darung Tingang), Keren Bawikameloh Harati (Seni Antang Batuah), dan Nana (Seni Antang Batuah).
Penari putra terdiri dari Dwiyana Juni Viandhi (Seni Lawang Suri), Alfian Rohman Zainuri (Seni Antang Batuah), dan Daniel Batuah Barajaki Asang (Antang Batuah).
Sedangkan tim pemusik, ada Apriyadi (Darung Tingang), Susilo Mangun Budi Raharjo (Betang Batarung), Desembero (Lawang Suri), Rendi Pamungkas (Seni Bawi Bahalap), Benny (Marajaki), dan Batuah (Antang Batuah).
“Tim Tarung Utus Dayak tidak mau dianggap sebagai kelompok yang ilegal. Oleh sebab itu, kami berkoordinasi dan melaporkan keberadaan kami, serta meminta rekomendasi dari Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng,” ucap seniman dari Sanggar Antang Batuah tersebut.
Sementara itu, dalam kesempatan menerima rombongan Tim Tarung Utus Dayak tersebut, Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran didampingi oleh Plh, Sekum DAD (Yulindra Dedy) dan Unsur Sekretaris (H. Suhardi), menuturkan, dirinya berharap agar tim memberikan penampilan maksimal, menjaga nama baik Kalteng dan Indonesia. Tunjukkan bahwa orang Dayak memiliki karakter dan etika, mudah bergaul, dan menghormati budaya leluhurnya. Generasi muda sekarang harus mencintai, menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya Dayak, sebagai kearifan lokal yang tak ternilai harganya.
“Di pundak generasi mudalah harapan para leluhur dan para tokoh serta pejuang Kalteng, untuk memajukan daerah sesuai visi misi gubernur Kalteng, Kalteng BERKAH. Jangan tergiur untuk jadi PNS. Menjadi seniman atau pengusaha seni juga pekerjaan yang mulia dan jarang dilakukan orang,” ungkapnya sembari memberikan bantuan kepada tim, yang diterima sekretaris tim, Siti Habibah.
Secara khusus Ketua Umum DAD Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan bahwa dukungan yang diberikan DAD merupakan wujud tanggungjawab dari DAD dalam hal menjaga, melestarikan dan terus mengembangkan kearifan lokal masyarakat adat Dayak agar semakin eksis dan terus dikenal oleh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar